Selamat Datang Di Blog Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatu Ulama Kabupaten Sumenep

Selasa, 16 Februari 2010

Panjat Tebing Menghilangkan Kejenuhan, Satu Mundur Sebelum Dibai'at (Bagian 2)

PC. SUMENEP. Dalam ruangan dengan fasilitas yang sangat terbatas, kekurangan makan, lelah karena badan diporsir terus, kurang tidur, dan tidak mandi seperti biasanya ketika ada di rumah selama tiga hari, Rabu-Jum'at (10-13/02) tidak membuat peserta Pelatihan dan Pendidikan Pertama (Diklatama), Corp Brigde Pembangunan (CBP) Corps Kepanduan Putri (KKP) PC IPNU-IPPNU Kabupaten Sumenep patah semangat.

Pasalnya, sekalipun mereka pada malam Jum'at (12/02) sekitar jam 12 malam harus jalan kaki dari PAUD Sri Kartika, Jl. KH. Zainal Arifin, Tarate, Pandian, menuju Asta Tinggi, Kebunagung, melewati lorong yang sepi dan sunyi serta digoda dengan “pocong” tidak membuat mereka capek dan lelah, saat harus jalan kaki lagi untuk acara yang terakhir. Peserta tetap semangat saat pemungkas acara, Panjat Tebing, digelar harus ditempuh jalan kaki dengan jarak tempuh yang tidak dekat, tepatnya di Desa Kebunan Kec. Manding.

Panitia kreatif mengemas acara tersebut, sehingga peserta sekalipun sering jalan kaki tengah malam dengan jarak tempuh jauh dan siang hari bolong saat matahari menyengat tubuh. Peserta merasa senang dengan acara tersebut. “Sekalipun selama dua hari setengah melelahkan, saya ngerasa sangat terkesan dengan acara ini (Diklatama. Red) karena ada Panjat Tebingnya, sehingga capek yang selama dua hari setengah hilang.” kenang Elsa Dwi Lestari, Peserta Diklatama PAC Batang-Batang.

Satu Mundur Sebelum Bai'at

Untuk menyandang gelar peserta Corp Brigde Pembangunan (CBP) dan Corps Kepanduan Putri (KKP) harus sabar, berani dan pantang menyerah. Untuk menerima pembai'atan sebagai lambang telah resmi jadi anggota CPB-KKP PC IPNU-IPPNU Kab. Sumenep, harus berani dan pantang menyerah, karena sebelum mereka resmi dan siap melaksanakan amanah CBP-KKP, para peserta diberi ujian mental dengan dijebur ke dalam sungai dan menempuh lorong yang sunyi dan sepi untuk menuju tempat pembai'atan yang bertempat di Asta Tinggi, Kebunagung.

Tidak tahan dengan cobaan yang akan ditempuh, setelah jebur ke sungai dan akan melewati lorong yang sunyi dan sepi menuju tempat pembaiatan, satu peserta memundurkan diri. Ifa (bukan nama sebenarnya) memundurkan diri karena merasa tidak mampu untuk melintasi jalan terjal yang sunyi. (M. Kamil Akhyari)

Jumat, 12 Februari 2010

PC IPNU-IPPNU Sumenep Gelar Diklatama CBP-KKP Pertama di Madura (Bagian 1)

PC. SUMENEP. Menjadi tukang parkir di tempat yang ramai dan satpam di sebuah kantor, perusahaan atau rumah orang kaya tidak selamanya berkonotasi jelek dan pekerjaan yang hina, karena menjadi penata kendaraan dan menjaga pintu masuk untuk keamaan orang yang akan memasuki suatu kawasan jika direnungi dengan sepenuh hati, tukang parkir dan satpam yang identik dengan kedisiplinan, pekerjaan yang sulit dan sangat mulya. “Menjadi tukang parkir dan satpam jika dihayati bukan hanya sekedar menata kendaraan, tapi bagaimana bisa menata hati yang tidak mudah” tutur LDKW CBP Jawa Timur, Komandan Sahrial.
Kedisiplinan tersebut menjadi perbincangan menarik di bawah tema “Sumenep Didispin dan Hijau” di PAUD Sri Kartika Jl. KH. Zainal Arifin, Rabu (10/02/2010), pada Pendidikan dan Pelatihan Pertama (Diklatama) Corp Brigde Pembangunan (CBP) Corps Kepanduan Putri (KKP), PC Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sumenep.
Dalam sambutannya di hadapan 30 peserta yang menghadiri acara tersebut, Ketua Umum IPNU Sumenep, Abd. Hadi, S. Pd. I, menyinggung panjang lebar tema yang menjadi perbincangan menarik pada acara tersebut. Pelatihan Diklatama sebagai pintu awal untuk kader-kader NU masa yang akan datang untuk mendukung sumenep hijau yang sedang digalakkan Pemkab Sumenep saat ini. “Kami mengangkat tema ini sebagai awal mula untuk menukung sumenep hijau” tututnya.
Pelatihan Diklatama terbilang pelatihan yang jarang digelar oleh pengurus IPNU-IPPNU, dan ini merupakan pelatihan yang pertama kali dilakukan di madura setelah dua pengurus IPNU Sumenep menghadiri acara serupa di Kediri Jawa Timur. “Karena ini (Diklatama. Red) baru pertama kali dikakukan di sumenep, bahkan di madura, jika terdapat kekurangan panitia mohon maaf” harap Ketua Panitia, Achmad Baidhawi.
Saat dikonfirmasi, panitia berharap pelatihan ini bisa menjadi batu loncatan untuk menciptakan kader-kader IPNU-IPPNU yang disiplin. “Kami berharap acara ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan kader yang disiplin” harapan Sekretaris Umum IPPNU, Waki’ Saningrum. (M. Kamil Akhyari)

Rabu, 03 Februari 2010

Pelantikan dan Seminar Ke-IPNU-an

PAC AMBUNTEN. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Anak Cabang (Ancab) Ambunten seteleh melaksanakan konfrensi, akhirnya tersaring dan terpilih rekan Mastura dan rekanita Khatimatul Husna sebagai ketua IPNU-IPPNU Ancab Ambunten untuk mengemban amanah NU mengkader putra-putri NU Ambunten.
Jum'at (29/01/2010), Pengurus Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Ambunten periode 2010-2011 dilantik oleh Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep, Abd. Hadi, S. Pd. I dan Sekretaris Umum IPPNU Cabang Sumenep, Waki' Saningrum di Pendopo Kecamatan Ambunten.
Setelah pelantikan, acara tersebut dilanjutkan dengan Seminar. Tampak tiga penyaji yang akan mengisi seminar dengan tema “Peran IPNU-IPPNU dalam Era Modernisasi”, Mantan Ketua DRPD Sumenep, Drs. KH. Abuya Busyro Karim, M. Si, Pengurus Pusat IPNU, Ali Sudahri dan Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep, Abd. Hadi, S. Pd.I.
Pelantikan dan seminar yang dihadiri sekitar 40 orang, yang terdiri dari PC IPNU Sumenep, MWC NU Ambunten dan PAC IPNU-IPPNU Se Kabuparen Sumenep tampak serius dalam mengikuti prosesi pelantikan dan seminar, sekalipun acara molor dari jadwal yang di canangkan panitia. Hujan yang mengguyur bangunan Pendopo Ambunten tidak membuat undangan putus asa mendengar petuah-petuah yang keluar dari Mantan DPRD Sumenep sekaligus mantan anggota IPNU, Pengurus Pusat IPNU dan Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep.
Dalam seminar tersebut, Drs. KH. Abuya Busyro Karim, M.Si, mencerikatakan peran IPNU dengan bercerita kesuksesannya sampai menjadi ketua DPRD dua periode. “Saya bisa seperti sekarang karena barokahnya IPNU” tutur alumni IPNU yang aktif sejak menginjakkan kaki di bangku Madrasah Tsanawiyah.
Sementara Ketua IPNU Cabang Sumenep, Abd. Hadi, S. Pd.I dalam pembicaraannya lebih menitik beratkan kepada sejarah IPNU-IPPNU sampai proses penamaannya. Penjelasan Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep disempurnakan oleh penyaji ketiga, Pengurus Pusan IPNU, Ali Sudahri. (M.Kamil Akhyari)