Selamat Datang Di Blog Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatu Ulama Kabupaten Sumenep

Jumat, 15 Oktober 2010

PAC Lenteng Terbentuk

PAC LENTENG. Tiga tahun terakhir keberadaan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Anak Cabang Lenteng tidak terlihat ada aktifitas. Sejak akhir tahun 2008 IPNU-IPPNU lenteng mati suri, program kaderisasi tidak berjalan. Setelah masa jabatan Ach. Habibi dan Sesy Aisyiah (ketua IPNU dan IPPNU periode 2006-2008) berakhir, pengurus tidak menggelar konferensi Anak Cabang (Konfarancab) karena krisis kader.
Ahad (01/10) pagi, belasan pelajar lenteng sepakat berkumpul di rumah mantan Kepala Desa Moncet Timur. Pertemuan yang juga dihadiri Ketua Umum PC IPNU Sumenep, Abd. Hadi, S.Pd.I., Devisi Penelitian dan Pengembangan Jaringan, Syaiful Harir dan M. Kamil Akhyari, dan Devisi Kaderisasi, Shidqi, S.Pd.I itu membincang keberadaan IPNU-IPPNU Lenteng.
Sebelum belasan pelajar itu sepakat untuk mengaktifkan kembali IPNU-IPPNU Lenteng. Abd Hadi, S.Pd.I bercerita kronologis “matinya” IPNU-IPPNU Lenteng dan keberadaan IPNU-IPPNU di PAC yang lain. “Sampai saat ini PAC IPNU-IPPNU Se-Kabupaten Sumenep ada 13 PAC.”ungkapnya.
Pertemuan yang berlangsung sekitar tiga jam menghasilkan kesepakatan, Hariri terpilih sebagai Ketua IPNU dan Ulfatut Tamamah sebagai Ketua IPPNU periode 2010-2012.

Minggu, 03 Oktober 2010

Pengurus PAC Bluto di Lantik

PAC BLUTO. Jum’at pagi (24/10), Pengurus Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PAC IPNU-IPPNU) Kecamatan Bluto periode 2010-2012 di lantik di Gedung Majlis Wakil Cabang NU Bluto, Jl. Sumenep-Pamekasan Aengdake Bluto.
Tampak hadir pada pelantikan, Perwakilan Pengurus MWC NU Bluto K. Hasan Basri, Ketua Umum IPNU Sumenep Abd. Hadi S.Pd.I, Ketua Umum IPPNU Sumenep Fifi Shofiati Afifiyah, S.Fil.I, Sekretaris Umum IPPNU Cabang Sumenep Waki’ Saringrum, Ketua II Fathorrosi, dan Devisi Penelitian dan Pengembangan Jaringan Syaiful Harir dan M. Kamil Akhyari.
Ketua IPNU terpilih dalam sambutannya meminta sambung doa untuk membawa IPNU-IPPNU Bluto ke arah yang lebih baik, dan memohon kepada pengurus MWC dan mantan pengurus IPNU-IPPNU untuk tidak segan segan tegur sapa dan membagi-bagi pengalaman.
“Kami ucapkan terima kasih karena rekan-rekan telah mempercayai saya untuk memimpin IPNU Bluto ini. Tapi kami berharap dukungan kalian tidak hanya berhenti sampai di Konfarancab kemaren. Kami mohon dukungan kalian terus menerus untuk membantu kami memajukan IPNU-IPPNU Bluto ini”, tutur Hakiki disambut tepuk tangan hadirin. “MWC selaku orang tua kami dan pengurus periode sebelumnya sebagai kakak kami, kami mohon bimbingannya” tambahnya.
Kegembiraan atas terlaksananya pelantikan pengurus yang baru tidak hanya datang dari Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kabupaten Sumenep. Pengurus MWC NU Kecamatan Bluto juga menyambut baik dengan dilantiknya pengurus IPNU-IPPNU yang baru.
“Kami mewakili Pengurus Majlis Wakil Cabang NU Bluto sangat bersyukur karena punya teman baru yang masih muda dan semangat untuk berjuang bersama-sama”, tutur K. Hasan Basri sambil tersenyum.

Pelantikan Molor
Prosesi pelantikan rencananya akan dimulai pukul 07:30 Wib, sebagaimana yang tertera di undangan yang telah di sebarkan ke komisariat dan ranting. Tapi prosesi pelantikan baru terlaksana sekatar pukul 10:00 Wib karena kendala hujan.
Sekalipun Prosesi pelantikan molor sekitar dua jam setengah, seluruh pengurus baru hadir untuk menerima sumpah jabatan. Dan pelantikan yang dilanjutkan dengan Seminar Keorganisasian di hadiri sekitar 60 peserta dari utusan komisariat dan ranting.

Minggu, 05 September 2010

Dari Tausyiyah Ramadhan sampai Bagi-bagi Sembako

PC. SUMENEP. Ahad sore (05/09) sekitar pukul 16:00 WIB, puluhan becak berderet di depan kantor Nahdlatul Ulama (NU) Sumenep. Apa yang dilakukan pengayuhnya?
Oleh_M.KAMIL AKHYARI
Mulai kemaren sore (04/09) kantor NU ramai dengan orang-orang yang tidak biasa kelihatan keluar masuk pada hari-hari sebelumnya. Sesekali anak kecil keluar masuk diantar walinya, dan setelah keluar menenteng plastik putih. Apa isi bungkus plastiknya? Nita (11) menjelaskan dalam plastiknya berisi pakaian.
“Ini (dalam plastik) pakaian yang di bagi-bagikan Fatayat untuk anak yatim” jelas anak yang telah dua tahun ditinggal mati bapaknya.
Jika pada Sabtu sore (04/09), kantor NU ramai dengan anak-anak kecil. Keesokan harinya gedung bercat hijau itu ramai dengan abang becak. Puluhan becak berderet di pinggir jalan Trunojoyo di depan gerbang pintu masuk kantor NU. Setelah turun dari becaknya masing-masing, mereka langsung nyelonong masuk kantor layaknya pengurus NU.
Kehadirannya bukan mencari penumpang seperti biasa mereka “nongkrong” di tempat keramaian orang. Kedatangan mereka bermaksud menukar secarik kertas yang disebar pengurus Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Sumenep. Mereka ingin menukar kupon dengan satu bungkus plastik sembako yang di bagi-bagikan pelajar NU.
Sebelum pengurus IPNU-IPPNU menyerahkan sembako yang telah disiapkan di pintu masuk. Ketua Umum IPNU Sumenep, Abd. Hadi, S. Pd.I mewakili keluarga besar PC. IPNU-IPPNU Sumenep di hadapan abang becak menyampaikan maksud dan tujuan dari pembagian sembako.
“Insya Allah kegiatan seperti ini akan kami lakukan terus menerus sekalipun hanya segelintir orang yang merasakan manfaatnya. Maksud dan tujuan kami untuk melatih kader-kader NU lebih peka terhadap kondisi masyarakat yang kekurangan,” ujar alumni STIKA dengan bersemangat.
Ia menambahkan, momentum bulan suci ramadhan kesempatan emas untuk refleksi diri, sehingga selama 14 jam berpuasa bukan hanya sekedar tidak makan dan minum.
“Setiap tahun kita melaksanakan ibadah puasa, tapi sampai saat ini ibadah sosial kita masik kering. Padahal, puasa tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal tapi juga mengajarkan hubungan horizontal yaitu solidaritas sosial,” tambah mantan pengurus Komisariat PMII Guluk-Guluk.
Sekitar 15 menit, abang becak keluar dari kantor yang bertempat di Jl. Trunojoyo No. 295 Sumenep dengan meneteng plastik warna putih. Dan puluhan becak yang berderet di depan pintu masuk kantor NU tidak lagi terlihat. Semua becak bertebaran pulang menuju tempat masing-masing. Tumpukan plastik yang berisi beras, mie, garam dan kecap habis dalam jangka waktu 15 menit.
Bagi Mahalli (40), bagi-bagi sembako pada bulan suci ramadhan marak dilakukan pegiat organisasi dan ia telah biasa menerima santunan dan buka bareng dengan mahasiswa.
“selama satu bulan ini saya sudah menerima empat santunan dengan yang sekarang,” ujar bapak tiga anak yang telah 15 tahun mengayuh becak.

Tausyiyah Ramadhan
Setelah puluhan abang becak keluar dari kantor berlantai tiga. Puluhan pemuda dan pelajar masuk mengganti abang becak yang baru keluar. Mereka adalah pelajar NU yang akan ikut buka bersama dan mendengarkan tausyiyah ramadhan.
Sambil menunggu beduk adzan maghrib ditabuh. KH. Imam Hendriyadi memberikan siraman rohani terkait dengan bulan suci ramadhan. Bulan yang terdapat satu malam lebih mulya dari 1000 bulan.
Dalam diri manusia setidaknya ada dua karakter. Yaitu karakter malaikat dan karakter hewan. Dua karakter inilah yang terus bertarung untuk menaklukkan manusia.
“Tabiat malaikat yang tidak makan dan minum harus kita pelihara. Sehingga kita tidak tamak dan mudah membantu orang lain. Sedangkan tabiat hewan harus kita tinggalkan. Hewan yang sering makan sendiri dan mengabaikan teman-temannya yang lain tidak makan kita jangan tiru,” dauh calon PCNU sumenep 2010-2015 yang kalah.
Bagaimana respon pengurus NU terhadap kegiatan tersebut? KH. Musleh Alief dalam sambutannya mewakili PCNU Sumenep merespon baik dengan kegiatan tersebut.
“acara ini (bagi-bagi sembako dan buka brsama) sangat bagus. Di sini kita tidak hanya sekedar makan bersama tapi juga bisa silaturrahim dan curhat tentang kegiatan IPNU di daerahnya masing-masing,” paparnya.
Ia berharap kegiatan-kegiatan tersebut terus berkesinambungan karena membentuk karakter jadi orang yang punya belas kasihan pada orang lain tidak mudah.

Selasa, 27 Juli 2010

Pelajar NU Sumenep Ngaji Bareng Bersama KH. Thaifur Ali Wafa

PC SUMENEP. Beberapa bulan yang lalu , ulama karismatik dan muallif (pengarang) beberapa kitab menerbitkan buku “Menyingkap Tirai Kehidupan Nabi Muhammad SAW”. Buku setebal 94 halaman ini bercerita sepak terjang perjuangan Nabi Muhammad, mulai dari peristiwa-peristiwa penting menjelang kelahirannya sampai detik-detk terakhir menjelng wafatnya.
Untuk mengapresiasi hadirnya buku tersebut, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Sumenep, Sabtu (24/7) menggelar “Ngaji Bareng” bersama penulis di Aula Pusdiklat PCNU Sumenep lantai dua dengan format Bedah Buku.
Antusias tidak hanya datang dari para peserta. Dalam sambutannya, Ketua PCNU Cabang Sumenep juga menyambut baik dengan diselenggarakannya Ngaji Bareng tersebut.
“Saya bersyukur dengan adanya kegatan yang di selenggarakan IPNU-IPPNU in”, tutur H. A. Pandji Taufiq. “Karena semakin menipisnya faham ahlus sunnah dan islam ahlussunnah sekarang sudah tidak dikenal lagi di kalangan remaja”, tandasnya.
Tampak hadir pada kegiatan tersebut: Ketua Tanfidziyah NU, H. A. Pandji Taufiq. Sekretaris NU, A. Dardiri Zubairi, S. Pd. Khatib NU, K. Khairul Anam. Tantan Ketua IPNU Periode 2007-2008, Ali Sudahri.
Kegiatan tersebut di hadiri puluhan PAC IPNU-IPPNU se Kabupaten Sumenep, Organisasi Pergerakan, dan PC IPNU-IPPNU se Madura.

Senin, 14 Juni 2010

Jurnalistik Buka Wawasan Pelajar NU

PAC AMBUNTEN. Dunia tulis menulis dikalangan pelajar menjadi sebuah kebutuhan. Tanpa dibekali kreatifitas jurnalisme potensi pelajar dan santri dalam dunia pers akan terkubur. Begitulah perbincangan yang terdengar dalam forum pelatihan jurnalistik dengan tema “Menggali Potensi Pelajar dan Santri dalam Dunia Pers” di PP. Miftahul Ulum, Tambaagung Ares Ambunten Sumenep, Kamis, (27/05).


Dalam sambutannya Ketua IPPNU Ambunten menyatakan, pelatihan jurnalistik sebagai pintu awal dan bekal dalam dunia tulis menulis, sehingga pelajar dan santri NU yang mayoritas komunitas orang kampung tidak ketinggalan zaman. “Ini (pelatihan Jurnalisti, Red) setidaknya membuat mereka tidak ketinggalan zaman”. Tegas Hatimatul Khusna.


Hal senada juga disampaikan Arifah, dia mengaku pelatihan jurnalistik yang diikuti pertama kali dalam hidupnya dapat membuka wawasan baru dalam dunia pers. “Saya mendapatkan mengalaman menarik dari pelatihan ini yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata” pengakuan delegasi IPPNU Batu Putih ini.

Pelatihan jurnalistik hasil kerjasama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Ambunten dengan OSIS SMA Miftahul Ulum ini dihadiri puluhan pelajar NU dan santri PP. Miftahul Ulum dan pelatihan ini akan berjalan selama dua hari.

Senin, 10 Mei 2010

Desak Kandidat Bersih dan Tertib

BEBERAPA mahasiswa lintas kampus mendatangi beberapa kantor stikeholder pemilukada. Mereka menyerukan terciptanya pemilukada yang damai, bersih dan tertib.
Mahasiswa yang dimotori PC PMII Sumenep dan beberapa BEM dan IPNU itu, memasang sepanduk di kantor panwas, polres, dan KPU yang dianggap bertanggung jawab atas lancarnya pemilukada damai, bersih dan cerdas.
Adi Purnomo, ketua PC PMII Sumenep menjelaskan, langkah tersebut merupakan kometrmen guna terciptanya pemilukada 2010 yang bersih, damai dan tertib.
Makanya, sambung Adi, pihaknya mendesak pasangan kandidat agar berkomenten menciptakan pemilukada bersih. “Pemilukada damai harus terwujud,” tegasnya kemaren (9/5).
Pihaknya juga akan terus mendesak pasangan kandidat untuk tidak melakukan kampanye kotor. Namun, harus lebih menjurus pada pendidikan politik yang sehat dan bagus. “Sehingga, hasilnya juga maksimal. Dan, itu kometmen yang mencerdaskan bagi warga,” ucapnya. (c26/zid/ed)

Sumber : Radar Madura. Edisi Senin, 10 Mei 2010

Boikot Kandikat Curang

PAJAGALAN-Mahasiswa, tampaknya, tidak main-main dengan penyelenggaraan pemilukada Sumenep pada 14 Juni mendatang. Mereka akan membaikot pasangan kandidat yang melalukan kampanye hitam (black campigh).
Pernyataan ini diserukan sejumlah mahasiswa saat aksi di depan Masjid Agung Sumenep kemaren (8/5). mereka terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari sejumlah perguruan tinggi, dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Sumenep.
Ratusan mahasiswa bergerak dari arah utara di Jalan Trunojoyo menuju Alun-Alun Kota sekitar pukul 09:00. berbagai poster digelar yang isinya mengecam pasangan kandidat yang berlaku licik untuk memenangkan pemilikada. Sesampainya di depan Masjdi Agung Sumenep, massa langsng deklarasi dan menghampar kain putih untuk di tandatangani. Mereka sepakat, pelaksanaan pemilukada harus kondusif dan bersih dari berbagai kecurangan.
Sayangkanya, berbagai kalanagan yang diundang untuk tanda tangan sebagian tak hadir. Mereka yang hadir antara lain Jazuli Muthar (KPU), Bambang Hermanto (Panwas), dan Kompol Edy Purwanto (Polres). Kandidat yang hadir Malik Effendi dan Moh Samaruddin Toyib. Sedangkan Assifa (Asasi Hasan-Dewi Khalifah) hanya melibatkan timnya. Mereka lalu menandatangai kesepakatan di atas kain putih yang sudah disediakan.
Ketua Umum PMII Sumenep Adi Purnomo mengatakan, mahasiswa sepakat untuk mengawal tahapan pemilukada hingga tuntas. “Kami akan memboikot kandidat yang melakukan kampanye hitam” katanya saat berorasi. (uji/mat)

Sumber : Radar Madura. Edisi Minggu, 9 Mei 2010.

Senin, 03 Mei 2010

Pimpinan Cabang
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
Cabang Sumenep

Ketua Umum

Abd. Hadi, S. Pd.I

Fifi Shofiyaati Afifiyah, S.Fil.I

Sekretaris Umum

Muhammad

Waki' Saningrum

Bendahara Umum

Ach. Sattar

Qurratul Aini

Wakil Ketua I

Hairul Anwar, S. HI

Uswatun Hasanah

Wakil Sekretaris I

Moh. Junaidi

Nurul Hidayati

Wakil Bendahara I

Abd Warits

Siti Nurul Sofyet

Departemen Pembinaan dan Pengembangan Organisasi (DPPO)

Haiz Ilyas,

Shidqi, S. Pd. I,

Nur Tamim,

Hairus Salim,

Kamaludin

Rizqiyah


Mutmainnah


Iflilah

Departemen Penelitian dan Pengembangan Kader (DPPK)

Ach Muhaimin, S. Pd. I,

Khomsil Laili, S. Pd. I,

Ach Zubaidi,

Moh Qudsi Jazi,

Abd Rasyid

Romlatur Rahmah


Siti Rislah


Habibatul Khoiriyah

Wakil Ketua II

Fathorrosi

Khotimatul Husna

Wakil Sekretaris II

Abd. Rahem

Ummal Fadhlah

Wakil Bendahara II


Vieda Arrofidah

Departemen Dakwah dan Pengembangan Lingkungan (DDPL)

Punahma,

Ach Yadi,

Amir Khan,

Moh Ramdhan,

Ach Rasyidi

Hayatun


Luthfiyah


Syarifah

Departemen Pembinaan Minat dan Bakat (DPMB)

Ach Fadlal,

Ahmad Bakir,

Zaini Lc,

Ach Luthfi,

Andi Budiman

Siti Fatimah


Winda Octavia


Halimatus Sa’diyah

Wakil Ketua III

Abd. Muqsid Yanto


Wakil Sekretaris III

Musyfiq


Departemen Penelitian dan Pengembangan Jaringan (DPPJ)

Abdul Hadi Jm,

Syaiful Harir,

Syamsul Arifin,

M. Kamil Akhyari,

Ubaidillah Dzunnurain (Obet)

Nur Qamariyah, S. Pd. I


Nur Asiyah


Siti Hamidah

Lembaga-Lembaga

Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan Remaja (LPPKR)

Nanang Aris,

Susanto,

Nimanto,

M. Ridwan,

Zainal Fata,

Sukardi

Hj. Nur Asiyah


Elly Sanjaya


Hartatik

Lembaga Corp Brigde Pembangunan- Corps Kepanduan Putri (LCBP-KKP)

Ach Baidhawi,

Maswan,

Fadili,

Kurdi La

Ratna Ellyana,

Faizatul Jannah,


Lailatul Qadriyah

Sekretarat : Jl. Trunojoyo No. 295 Sumenep Telp/ Fax. (0328) 664829



Minggu, 02 Mei 2010

PAC Bluto Persiapan Konfarancab

PAC BLUTO. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Nahdlatul Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Anak Cabang Bluto (PAC) di bawah tampuk kepemimpinan Khamsil Laily, S. Pd. I dan Waki' Saningrum tidak lama lagi akan berakhir. Pasalnya 25 Juni mendatang PAC Bluto akan menggelar Konferensi Anak Cabang (Konfarancab).
Menjelang Konfarancab, Jum'at (09/04). Pengurus membentuk Panitia Konfarancab di Masjid Baiturrahman Karang Cempaka, Bluto Sumenep, tertunjuk Royanul Kafi sebagai ketua panitia Konfarancab yang akanberlangsung pada bulan Juni mendatang.
Saat ditanya apasaja yang telah dilakukan untuk persiapan konfarancan? Kafi mengatakan hanya sebatas persiapan undangan dan materi konfarancab. “saat ini sebatas persiapan penyebaran surat untuk peserta yang akan di undang dan materi konfarancab” kata Mahasiswa STIK Annuqayah tersebut saat ditemui di rapar kedua menjelang konfarancab (30/04) di Masjid baiturrahman, Karang Cempaka.

Minggu, 18 April 2010

Pelajar NU Jatim Bekali Diklat Jurnalistik Televisi

PW JATIM. Menjadi wartawan bukan hal yang mudah, untuk menjadi seorang wartawan tidak cukup dengan hanya di training satu kali. Untuk menghasilkan junalis muda NU yang profesional, setelah PW IPNU-IPPNU Jatim menyelenggarakan Diklat Jurnalistik dengan Kompas di PP Salafiyah Syafi’iyah, Jombang dan PP. Nurul Jadid, Proboliggo pada lima bulan yang lalu, Jum’at (09/04) PW IPNU-IPPNU Jatim menggelar Pelatihan Jurnalistik Televisi kerjasama dengan TV9 PWNU di PP. Darul Ulum, Jombang.

Dalam sambutannya Ketua Panitia menuturkan, diklat yang bertempat di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum lantai dua tersebut sebagai lanjutan dari pelatihan sebelumnya, dari pelatihan jurnalistik cetak ke jurnalistik elektronik.

“Acara ini rangkaian diklat jurnalistik pada Bulan Desember 2009 di PP. Salafiyah dan PP Nurul Jadid. Ini sebagai tindak lanjut dari pelatihan jurnalistik cetak ke jurnalistik elektronik” tutur Zakiyatul Mufidah.

Sementara itu Ketua PW IPPNU Jawa Timur, Widia Soffa, S. Pd dalam sambutannya, mengharap alumni dari pelatihan beberapa bulan yang lalu dan pelatihan tersebut bukan hanya terbatas pada pelatihan dan tidak ada tindak lanjutnya. Dengan bekal dua pelatihan tersebut dia berhapar pelajar NU mampu berjuang lewat media, sehingga NU tidak hanya terkesan bisa tahlil dan istighasah.

Hal senada juga di sampaikan oleh Komisaris TV9, Misbah Jayli, M.Si bercerita, kehadiran TV9 sebagai bentuk keperihatinan PWNU Jawa Timur terhadap penyiaran televisi yang mulai kelewatan batas dan hanya mengejar rating, dengan hadirnya TV9 masyarakat Jawa Timur bisa menonton televisi yang santun dan menyejukkan sebagaimana jargon TV9 “santun menyejukkan”.

Lulusan Strata dua tersebut menyebutkan, saat ini TV9 masih sepi dari program-program, dengan bekal jurnalistik televisi dia berharap alumni pelatihan tersebut bisa mengisi acara TV9.

“Saat ini TV9 acaranya masih itu-itu saja, saya berharap alumni pelatihan ini setidaknya mampu menjadi kontributor di daerah maisng-masing” harapnya di hadapan 34 peserta.

Tampak hadir pada pembukaan acara tersebut Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, KH. AM. Sidiq, Pengasuh PP. Darul Ulum Gus Han, Komisaris TV9 Hakim Jayli, M. Si, Direktur keuangan Shidiq dan Direktur Teknik Noer Khalis. (M. Kamil Akhyari).

Selasa, 06 April 2010

NU Berpolitik? Why Not!


Kado Untuk Prof. KH. Said Aqil Siradj
Oleh : M. Kamil Akhyari


Sebelum Muktamar ke-32 berlangsung di Makasar pada tanggal 22-27 Maret 2010, sejuta kritik dan saran deras turun dari kalangan nahdliyin mengguyur Pengurus PBNU, dari sekian kritik dan saran yang dialamatkan untuk Kepengurusan PBNU pereode 2005-2010, mereka berharap masa yang akan datang NU tidak meneruskan pemerintahan PBNU sebelumnya yang terkesan hanya dijadikan kendaraan berpolitik untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari warga nahdliyin.

Entah memang seperti itu yang namanya politik, pinjam istilah Iwan Fals, penuh dengan intrik atau tidak, tapi yang jelas dengan terjunnya sederetan “punggawa” NU ke panggung politik, NU yang senantiasa duduk bersama dengan masyarakat akar rumput mulai jarang terlihat, mereka lebih sering duduk dan berdiskusi dengan orang yang gagah dengan memakai jas, dasi dan sepatu ketimbang duduk dan bercanda gurau dengan masyarakat bawah sambil mendengarkan keluhannya.

Bermula dari “punggawa” NU yang mulai berterbangan terjun ke pentas politik dan tidak memihak pada rakyat, warga nahdliyin mulai khawatir kepada “punggawa” NU yang akan menggantikan mereka duduk di senayan, terbukti dengan perolehan warga nadliyin seperti Partai Kebangkitan Bangsa pada pemilu 2009 turun drastis ketimbang pemilu 2004, dan calon presiden 2009-2014 yang direkomendasikan NU tidak lulus menuju orang nomor satu diindonesia.

Untuk menghentikan derasnya kritik dan saran warga nadliyin, Prof. KH. Said Aqil Siradj setelah berhasil mengantongi 294 suara, mengalahkan Slamet Efendi Yusuf dengan suara 201pada pemilihan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU, dalam sambutannya di hadapan muktamirin beliau memaparkan akan menarik NU dari kancah politik praktis.

***

Menurut pribadi penulis sebagai kader muda NU, NU tidak perlu untuk mengatakan tolaq dan menarik diri dari politik praktis sekalipun warga nahdliyin mulai tidak percaya dengan partainya warga nahdliyin, karena peranan NU di senanyan sangat di butuhkan jika benar-benar menjaga amanah yang dilimpahkan warga nadliyin. Yang lebih pas menurut penulis bukan menarik NU dari politik, tapi memperbaiki perpolitikan NU. Jika lumbung perpolitikan NU di makan “rayap”, bukan lantas NU menarik diri dan menjauh dari lumbung tersebut, tapi bagaimana NU bisa memperbaiki dan merovasi lumbung tersebut sehingga menjadi politik keumatan. Semisal dengan setiap kader NU yang hendak terjun ke kancah politi praktis, mereka dengan NU membuat kesepakatan untuk berpoliti ala Nahdlatul Ulama, sehingga ketika mereka melenceng dari politik keumatan, pengurus NU yang bertanda tangan bisa langsung mendelete mereka dari senayan.

Organisasi sosial keagamaan terbesar di indonesia ini yang mempunyai jamaah 60 juta orang, disetiap sektor harus ada yang menduduki, bukan hanya fokus pada perbaikan sosial, ekonomi, budaya dan pendidkan, dibidang politikpun juga harus ada yang menempati. Jika NU hanya fokus pada pengayoman masyarakat akar rumput dan mengabaikan pemerintahan yang sarat dengan pengambil kebijakan, dan hanya fokus pada perbaikan pondasi tanpa menoleh kepada atap, gedung DPR akan lebih mudah di kuasai oleh orang yang bertolak belakang dengan ideologi NU yang menerima Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila sebagai landasan negara sebagaimana keputusan Muktamar NU ke-27 di Situbondo.

Coba kita lihat perolehan suara pada pemilu 2004, partai yang ingin merombak NKRI dan Pancasila sebagai landasan negara dan partai-partai yang bernuansa wahabi yang akan mendirikan Daulah islamiyah (negara islam) menduduki lima sampai sepuluh besar pada pemilu 2009, dan pemerintahan saat ini mulai dihiasi orang yang pro dengan pendirian Daulah Islamiyah di Indonesia. Jika ini terus berlanjut, hasil Muktamar ke-27 di Situbondo tidak akan pernah terwujud, dan perjuangan KH. Hasyim Asy'ari melalui organisasi Nahdlatul Ulama yang merebut indonesia dari faham wahabi yang dihembuskan Abdullah bin Saud di Arab Saudi akan terulang kembali.

Di bawah kepemimpinan Prof. KH. Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU dan KH. Sahal Mahfudz sebagai pemegang “palu” NU masa 2010-2015, NU tidak perlu untuk menarik dari politik praktis, tapi bagaimana “pembesar” NU yang ada di senayan bisa saling bantu dan kerjasama untuk membantu warga nahdliyin, bukan saling senggol dan mempertajam perbedaan. Sehingga selain indonesia tetap kokh dengan bingkai NKRI berpijak pada Pancasila, warga negara indonesia pada umumnya dan warga nahdliyin pada khususnya bisa menghirup udara segar dari kedhaliman pemerintah di bawah setir pembesar NU di senayan. Amien...

Kamis, 25 Maret 2010

Syamsuni Terpilih Secara Aklamasi

PAC. GULUK-GULUK. Dua tahun IPNU sudah di Pimpin Abdur Rahem, sudah saatnya untuk melaksanakan Konferensi Anak Cabang (Konferencab) yang ke VII sebagai bahan evaluasi kinerja IPNU pada masa bhakti 2008-2010, sekaligus pemilihan ketua IPNU untuk masa bhakti 2010-2012.
Laporan pertanggung jawaban (18/03), mulai pukul 2I:00 sampai 23:00 WIB, yang di Pimpin Abdur Rahem, di terima peserta konferencab dengan senang hati, sekalipun organisasi membebani hutang Rp. 254.4700. Pasalnya, IPNU dibawah pimpinan Abdur Rahem telah berhasil memberi kenang-kenangan berupa komputer untuk pengurus IPNU masa 2010-2012 dan telah berhasil menyelenggarakan Seminar se Madura.
Keesokan harinya (19/03), sekitar pukul 08:00 WIB berlangsung pemilihan Ketua IPNU dengan Jumlah Hak suara 28 orang, namun ada tiga orang yang tidak menggunakan hanya. Dari 26 suara, terpilih Syamsuni secara aklamasi dengan jumlah suara 22, Ach. Qusyairi Nurullah 2, Paisun 1 dan Maswan 1.
Dalam sambutannya, ketua terlipih berjanji untuk memperluas jaringan dan keanggotaan IPNU, sehingga menjadi organisasi yang bisa mengayomi masyarakat, “Saya berjani akan memperluas IPNU menjadi organisasi Kemasyarakatan” Tutur Syamsuni. (M. Kamil Akhyari)

Konfarancab Penuh Harapan

PAC GULUK-GULUK. Menjelang Muktamar NU ke 32 Di Makasar, sejuta harapan disampaikan warga nahdliyin melalui diskusi publik, menghadirkan Calon Ketua Umum PBNU dan menulis diberbagai media massa untuk menyampaikan gagasannya. Kamis (18/03), pada Konferensi Anak Cabang (Konfarancab) PAC IPNU Guluk-Guluk yang ke VII, di PP Darul Ulum, Tambuko, Guluk-Guluk, KH. Wahsis Iqbal menyampaikan pikiran brilian harapannya kepada NU di hadapan 28 peserta konfrensi.

Tampak Hadir pada pembukaan konferensi jajaran Pengurus Cabang IPNU. Ketua Umum IPNU Sumenep Abd. Hadi, S.Pd.I, Wakil Ketua II Fathorrosi, Departemen Penelitian dan Pengembangan Jaringan M. Kamil Akhyari, Wakil Ketua MWC NU Guluk-Guluk KH. Moh. Hosnan A Nafi, S. Ag. Dan Pengasuh PP. Darul Ulum K. Wahsis Iqbal.

Menururnya, NU perlu untuk bersatu dan satu suara dalam menyebarkan Agama Islam ala Ahlussunnah wal jamaah. Mereka melihat saat ini maraknya ideologi-ideologi yang telah menyimpang dari Aswaja di kalangan warga nahdliyin sendiri. Maraknya ideologi yang telah keluar dari NU, menjadi tugas penerus IPNU yang akan datang untuk mengembangkan sayap IPNU. “IPNU perlu menyebarkan sayap untuk masa yang akan datang” kata pengasuh PP. Darul Ulum pada sambutan.

Selain itu, dia mengharapkan, IPNU bisa menjelaskan NU yang sebenarnya karena banyak masyarakat yang tidak tahu NU yang sebenarnya. “Sekarang banyak orang yang tidak tahu kepada NU” tuturnya.

Pernyataan pengasuh PP. Darul Ulum tersebut di teruskan oleh Wakil Ketua MWC NU Guluk-Guluk. KH. Moh. Musnan A Nafi, S. Ag. berharap, IPNU mendatang bisa melakukan sosialisasi intensif di masyarakat untuk menjelaskan NU yang sebenarnya.

Selain itu Pembantu Ketua III STIK Annuqayah ini berharap, Konfarancab bisa menghasilkan rekomendasi dari pokok pikiran dan masukan yang disampaikan warga nahdliyin, dan dititipkan kepada PCNU yang akan menghadiri muktamar di Makasar. “Bagaimana konferensii ini bisa menghasilkan rekomendasi untuk harapan NU mendatang” harap salah satu pengasuh PP. Annuqayah ini.


Konfarancab Bukan Hanya Pemilihan Ketua

Harapan berbeda di sampaikan oleh Ketua Panitia. Syamsuni menuturkan, Konfarancab adalah musyawarah tertinggi organisasi IPNU untuk tingkat kecamatan. Dia berharap Konfarancab bukan hanya sekedar pergantian pengurus dari pengurus yang lama ke pengurus yang baru, “Konfarancab ini bagaimana bisa menjadi bahan evaluasi” tutur Mahasiswa STIK Annuqayah ini.

Pernyataan senada disampaikan Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep. Dia berharap Konfarancab jangan hanya fokus pada pemilihan ketua, sebagaimana Muktamar NU yang setiap harinya media hanya berbicara masalah Calon Ketua Umum PBNU. “Jangan terjebak kepada pemilihan ketua” tutur Abd. Hadi, S.Pd.I.

Rabu, 24 Maret 2010

Menjelang Pilbup Sumenep, Pelajar NU bentengi dengan Pelatihan Kepemimpinan

PAC ZONA TIMUR DAYA. Sebentar lagi Sumenep akan menggelar pesta demokrasi. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati akan digelar pada tanggal 14 juni 2010. Sejak saat ini mereka sedang lobi-lobi dan kampanye untuk menggaet dukungan, tanpa terkecuali pemudapun menjadi ladang basah tembak sasaran untuk menggalang dukungan.
Hajatan besar ini menjadi momentum Pengurus Anak Cabang (PAC) Zona Timur Daya untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan seputar kepemimpinan kepada pemuda dan pelajar NU. Selasa, (16/03) PAC yang tergabung dalam Zona Timur Daya, yang meliputi Batu Putih, Batang-Batang, Gapura menggelar Diklat Manajemen dan Kepemimpinan, dengan tema “Pelajar Cerdas, Sumenep Berkualitas”, di Kantor NU Gapura.
Pada pembukaan pelatihan ini tampak hadir Wakil Ketua MWC NU Gapura K. Fathul Bari, Pengurus Harian GP Anshor Gapura Abd Rasyid, Ketua Umum PC IPNU Abd Hadi, S. Pd.I, Wakil Ketua II PC IPNU Fathorrosi, Wakil Ketua II PC IPPNU Khatimatul Husna, dan Departemen Penelitian dan Pengembangan Jaringan Syaiful Harir.
Dalam sambutannya Ketua Umum IPNU Sumenep Abd Hadi, S.Pd.I menyebutkan, pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan sebagai media atau alat untuk mengetahui seluk beluk leadership, sehingga dengan pelatihan tersebut pelajar NU bisa menelola organisasi dengan baik.
Alumni STIK Annuqayah ini menambahkan, menjelang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, pelajar NU jangan mudah terjebak kepada janji-janji yang disampaikan Cabup Cawabup. “Dengan pelatihan ini, peserta mampu memilah dan memilih Cabup Cawabup yang terbaik” tuturnya dihadapan 70 peserta sambil diiringi tepuk tangan.
Selama dua hari, peserta yang terdiri dari Ancab Gapura, Batu Putih, Batang-Batang, Pasongsongan, Ambunten dan Yayasan LPI Dungkek, akan mendapatkan materi Kade Etik Organisasi IPNU-IPPNU, Manajemen Keorganisasian dan Kepemimpinan dari PW IPNU-IPPNU Jawa Timur. (M. Kamil Akhyari)

Jumat, 05 Maret 2010

Nabi Muhammad SAW Manusia Pilihan

PC. SUMENEP. Nabi Muhammad SAW adalah insan pilihan, sejak beliau belum dilahirkan ke dunia ini, beliau mempunyai banyak perbedaan yang tidak dimiliki orang lain. Nabi Muhammad adalah manusia yang telah disetting menjadi menjadi orang yang berbeda di dunia ini untuk menyelamatkan umat manusia dari kejahiliaan.
Sifat yang melekat pada diri Rasulullah dibahas panjang lebar dan detail oleh K. Abd. Barri Syamsullah, Dewan Pengasuh PP. Nurul Ishlah Sera Barat Bluto, pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Kamis (26/02), yang diselenggarakan oleh PC. IPNU-IPPNU Kabupaten Sumenep di Masjid Al Ikhlas, Guluk-Guluk.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut, Pengasuh Masjid Al Ikhlas, K. Wakir, Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep dan seluruh jajaran pengururs IPNU Cabang Sumenep.
Nabi Muhammad adalah manusia yang sempurna, beliau patut menjadi contoh umat manusia ddalam menjalankan segala hal. “Nabi Muhammad adalah manusia yang sempurna, sehingga tidak salah lagi kalau kita selaku umatnya meniru tingkah laku beliau.” tutur Abd. Hadi, S. Pd.I, Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep, dalam sambutannya.
Sejak nabi Muhammad dalam kandungan, sudah ada tanda-tanda kenabiaan pada dirinya. Ibunya, Siti Aminah, saat mengandungnya tidak merasa keberatan sama sekali dengan bayi yang dikandungnya, tidak seperti mayoritas para kaum ibu yang merasa berat dengan setiap anak yang dikandungnya. “Setiap orang hamil pasti merasa berat, tapi Siti Aminah tidak merasakan itu,” tutur alumni PP. Sidogiri tersebut.
Setelah Siti Aminah mengandung, akhirnya sang bayi lahir. Ketika Muhammad Muda lahir, Ibu kanjeng Nabi Muhammad SAW juga tidak merasa sakit dengan bayi yang keluar dari rahimnya, tidak seperti yang dialami kaum hawa ketika melahirkan anaknya. “Saat nabi Muhammad lahir, ibunya (Siti Aminah, Red) tidak merasa sakit,” jelasnya di hadapan ratusan kaum adam. (M. kamil Akhyari).

Selasa, 16 Februari 2010

Panjat Tebing Menghilangkan Kejenuhan, Satu Mundur Sebelum Dibai'at (Bagian 2)

PC. SUMENEP. Dalam ruangan dengan fasilitas yang sangat terbatas, kekurangan makan, lelah karena badan diporsir terus, kurang tidur, dan tidak mandi seperti biasanya ketika ada di rumah selama tiga hari, Rabu-Jum'at (10-13/02) tidak membuat peserta Pelatihan dan Pendidikan Pertama (Diklatama), Corp Brigde Pembangunan (CBP) Corps Kepanduan Putri (KKP) PC IPNU-IPPNU Kabupaten Sumenep patah semangat.

Pasalnya, sekalipun mereka pada malam Jum'at (12/02) sekitar jam 12 malam harus jalan kaki dari PAUD Sri Kartika, Jl. KH. Zainal Arifin, Tarate, Pandian, menuju Asta Tinggi, Kebunagung, melewati lorong yang sepi dan sunyi serta digoda dengan “pocong” tidak membuat mereka capek dan lelah, saat harus jalan kaki lagi untuk acara yang terakhir. Peserta tetap semangat saat pemungkas acara, Panjat Tebing, digelar harus ditempuh jalan kaki dengan jarak tempuh yang tidak dekat, tepatnya di Desa Kebunan Kec. Manding.

Panitia kreatif mengemas acara tersebut, sehingga peserta sekalipun sering jalan kaki tengah malam dengan jarak tempuh jauh dan siang hari bolong saat matahari menyengat tubuh. Peserta merasa senang dengan acara tersebut. “Sekalipun selama dua hari setengah melelahkan, saya ngerasa sangat terkesan dengan acara ini (Diklatama. Red) karena ada Panjat Tebingnya, sehingga capek yang selama dua hari setengah hilang.” kenang Elsa Dwi Lestari, Peserta Diklatama PAC Batang-Batang.

Satu Mundur Sebelum Bai'at

Untuk menyandang gelar peserta Corp Brigde Pembangunan (CBP) dan Corps Kepanduan Putri (KKP) harus sabar, berani dan pantang menyerah. Untuk menerima pembai'atan sebagai lambang telah resmi jadi anggota CPB-KKP PC IPNU-IPPNU Kab. Sumenep, harus berani dan pantang menyerah, karena sebelum mereka resmi dan siap melaksanakan amanah CBP-KKP, para peserta diberi ujian mental dengan dijebur ke dalam sungai dan menempuh lorong yang sunyi dan sepi untuk menuju tempat pembai'atan yang bertempat di Asta Tinggi, Kebunagung.

Tidak tahan dengan cobaan yang akan ditempuh, setelah jebur ke sungai dan akan melewati lorong yang sunyi dan sepi menuju tempat pembaiatan, satu peserta memundurkan diri. Ifa (bukan nama sebenarnya) memundurkan diri karena merasa tidak mampu untuk melintasi jalan terjal yang sunyi. (M. Kamil Akhyari)

Jumat, 12 Februari 2010

PC IPNU-IPPNU Sumenep Gelar Diklatama CBP-KKP Pertama di Madura (Bagian 1)

PC. SUMENEP. Menjadi tukang parkir di tempat yang ramai dan satpam di sebuah kantor, perusahaan atau rumah orang kaya tidak selamanya berkonotasi jelek dan pekerjaan yang hina, karena menjadi penata kendaraan dan menjaga pintu masuk untuk keamaan orang yang akan memasuki suatu kawasan jika direnungi dengan sepenuh hati, tukang parkir dan satpam yang identik dengan kedisiplinan, pekerjaan yang sulit dan sangat mulya. “Menjadi tukang parkir dan satpam jika dihayati bukan hanya sekedar menata kendaraan, tapi bagaimana bisa menata hati yang tidak mudah” tutur LDKW CBP Jawa Timur, Komandan Sahrial.
Kedisiplinan tersebut menjadi perbincangan menarik di bawah tema “Sumenep Didispin dan Hijau” di PAUD Sri Kartika Jl. KH. Zainal Arifin, Rabu (10/02/2010), pada Pendidikan dan Pelatihan Pertama (Diklatama) Corp Brigde Pembangunan (CBP) Corps Kepanduan Putri (KKP), PC Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sumenep.
Dalam sambutannya di hadapan 30 peserta yang menghadiri acara tersebut, Ketua Umum IPNU Sumenep, Abd. Hadi, S. Pd. I, menyinggung panjang lebar tema yang menjadi perbincangan menarik pada acara tersebut. Pelatihan Diklatama sebagai pintu awal untuk kader-kader NU masa yang akan datang untuk mendukung sumenep hijau yang sedang digalakkan Pemkab Sumenep saat ini. “Kami mengangkat tema ini sebagai awal mula untuk menukung sumenep hijau” tututnya.
Pelatihan Diklatama terbilang pelatihan yang jarang digelar oleh pengurus IPNU-IPPNU, dan ini merupakan pelatihan yang pertama kali dilakukan di madura setelah dua pengurus IPNU Sumenep menghadiri acara serupa di Kediri Jawa Timur. “Karena ini (Diklatama. Red) baru pertama kali dikakukan di sumenep, bahkan di madura, jika terdapat kekurangan panitia mohon maaf” harap Ketua Panitia, Achmad Baidhawi.
Saat dikonfirmasi, panitia berharap pelatihan ini bisa menjadi batu loncatan untuk menciptakan kader-kader IPNU-IPPNU yang disiplin. “Kami berharap acara ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan kader yang disiplin” harapan Sekretaris Umum IPPNU, Waki’ Saningrum. (M. Kamil Akhyari)

Rabu, 03 Februari 2010

Pelantikan dan Seminar Ke-IPNU-an

PAC AMBUNTEN. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Anak Cabang (Ancab) Ambunten seteleh melaksanakan konfrensi, akhirnya tersaring dan terpilih rekan Mastura dan rekanita Khatimatul Husna sebagai ketua IPNU-IPPNU Ancab Ambunten untuk mengemban amanah NU mengkader putra-putri NU Ambunten.
Jum'at (29/01/2010), Pengurus Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Ambunten periode 2010-2011 dilantik oleh Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep, Abd. Hadi, S. Pd. I dan Sekretaris Umum IPPNU Cabang Sumenep, Waki' Saningrum di Pendopo Kecamatan Ambunten.
Setelah pelantikan, acara tersebut dilanjutkan dengan Seminar. Tampak tiga penyaji yang akan mengisi seminar dengan tema “Peran IPNU-IPPNU dalam Era Modernisasi”, Mantan Ketua DRPD Sumenep, Drs. KH. Abuya Busyro Karim, M. Si, Pengurus Pusat IPNU, Ali Sudahri dan Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep, Abd. Hadi, S. Pd.I.
Pelantikan dan seminar yang dihadiri sekitar 40 orang, yang terdiri dari PC IPNU Sumenep, MWC NU Ambunten dan PAC IPNU-IPPNU Se Kabuparen Sumenep tampak serius dalam mengikuti prosesi pelantikan dan seminar, sekalipun acara molor dari jadwal yang di canangkan panitia. Hujan yang mengguyur bangunan Pendopo Ambunten tidak membuat undangan putus asa mendengar petuah-petuah yang keluar dari Mantan DPRD Sumenep sekaligus mantan anggota IPNU, Pengurus Pusat IPNU dan Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep.
Dalam seminar tersebut, Drs. KH. Abuya Busyro Karim, M.Si, mencerikatakan peran IPNU dengan bercerita kesuksesannya sampai menjadi ketua DPRD dua periode. “Saya bisa seperti sekarang karena barokahnya IPNU” tutur alumni IPNU yang aktif sejak menginjakkan kaki di bangku Madrasah Tsanawiyah.
Sementara Ketua IPNU Cabang Sumenep, Abd. Hadi, S. Pd.I dalam pembicaraannya lebih menitik beratkan kepada sejarah IPNU-IPPNU sampai proses penamaannya. Penjelasan Ketua Umum IPNU Cabang Sumenep disempurnakan oleh penyaji ketiga, Pengurus Pusan IPNU, Ali Sudahri. (M.Kamil Akhyari)

Selasa, 05 Januari 2010

Kembang Api hingga Bagi Bunga


SUMENEP-Detik-detik pergantian pergantian tahun di Sumenep berlangsung meriah. Maklum, selain cuaca cerah, berbagai acara digelar dibeberapa titik. Tak heran, ekspreasi perayaan tahun baru pun menjadi beragam.
Dari pantauan koran ini, terdapat dua titik yang paling di padatioleh warga saat menyaksikan pergantian tahun. Yakni, di areal Taman Adipura dan GOR Ahmad Yani. Di sisi lain, meski tidak begitu ramaijuga terdapat beberapa titikyang dipadati warga dalam menyambut tahun baru. Misalnya, di Lapangan Gotong Royong dan Lapangan Giling.
Banyak cara yang di ekspresikan warga dalam menyambut pergantian tahun itu. Ada yang dilakukan dengan mengendarai sepeda motor beriringan di seputar kota. Sebagian warga lainnyamenyambut pergantian tahun dengan makan bersama keluarga di areal Tama Adipura.
Selain itu, ada sejumlah warga menyambutnya dengan joget-jogetan. Maklum, seperti tahun sebelumnya, terdapat beberapa kelompok musik baik dangdut maupun band yang ikut memeriahkan malam pergantian tahun baru di beberapa tempat.
Ekspresi yang dilakukan warga dalam menyambut tahun baru itu juga dilakukan dengan meniup terompet dan pesta kembang api.
Siang harinya, aktifis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) menyambut tahun baru dengan cara berbeda namun sederhana. Mereka memberikan 1.000 bunga ke warga yang melintas di sekitar lampu merah Jalan Halim Perdana Kusuma dan Taman Adipura.
Kendati hujan mengguyur, namun aksi kalangan pelajar NU ini tetap berjalan semarak. Malah, mereka semakin asyik memberikan bunga sambil hujan-hujanan. Dan, masyarakat yang melintas dipaksa untuk berhenti sejenak guna menerima bunga yang disediakan.
Sebelumnya, mereka melakukan konvoi dengan mengendarai sepeda motor mulai dari kantor cabang PCNU hingga depan Taman Adipura. “Biasanya bunga diasumsikan oleh banyak orang sebagai lambang perdamaian. Makanya, dengan pemberian 1.000 bunga diharapkan bisa memberikan perdamaian di 2010,”
Sebenarnya, pemberian bunga tersebut tidak hanya diberikan untuk menyambut Tahun Baru, melainkan, juga mengenang wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa dengan Gus Dur. (c22/c26/zid/rd)

Dilansir dari Radar Madura edisi Sabtu 2 Januari 2010.